Tangerang: Jumat, 27 Maret 2009. Pagi masih buta. Bencana itu datang serta-merta. Tanggul Situ Gintung, Cireundeu, Tangerang, Banten, bobol. Dua juta meter kubik air di situ warisan Belanda ini tumpah. Deras. Menerjang permukiman warga. Air yang bergemuruh, menghempas, dan menghancurkan rumah-rumah warga merendam areal seluas 10 hektare di bawahnya.
Saat kejadian, kebanyakan warga sedang tertidur lelap. Merekalah yang akhirnya menjadi korban. Seratus orang tewas dan 100 lainnya hilang hingga kini. Tangis dan derai air mata mengalir deras di Situ Gintung.
Menurut Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane, Pitoyo Subandrio, jebolnya tanggul situ gintung dipicu faktor alam. Saat itu volume air lebih dari 2,1 juta meter kubik melampaui kapasitas maksimal waduk Situ Gintung. Penyebabnya curah hujan yang terus menerus sepanjang hari itu. Alhasil, air meluap dan tumpah dari atas tanggul.
Namun, banyak pihak menuding bencana ini disebabkan kelalaian pemerintah memantau kelaikan tanggul. Bahkan, ahli hidrologi dari BPPT, Sutopo Purwo Nugroho, menemukan adanya kerusakan tanggul sejak Desember 2008.
Situ Gintung adalah danau buatan yang dibangun pemerintah Hindia Belanda sebagai wilayah konservasi air. Manfaatnya, menjaga ketersediaan air, terutama saat musim kemarau bagi warga Tangerang, Banten dan Jakarta. Belakangan, Situ Gintung bahkan jadi salah satu lokasi wisata andalan.
Pascajebolnya tanggul, banyak warga yang trauma. Sebagian dari mereka meminta relokasi atau pemindahan tempat tinggalnya. Apalagi, 70 persen warga ternyata mengantongi sertifikat tanah. Pemerintah berencana menata kembali kawasan di sekitar situ gintung. Termasuk membangun secara permanen kembali tanggul yang jebol.
Bukan hanya penataan kembali Situ Gintung, pemerintah juga harus serius memperhatikan dan menjaga kawasan situ-situ lainnya. Di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi jumlah situ dan danau mencapai 200 buah. Penulusan tim Sigi menemukan banyak dari situ telah beralih fungsi. Mulai menjadi tempat sampah, jalan raya, bahkan menjadi perumahan.